Halo, kali ini aku mau ceritain pengalamanku sekolah kembali setelah sekolahku sebelumnya ditutup karena korona. Mungkin apa yang aku tulis lebih sesuai dengan kondisi sekolah menengah gitu. Soalnya aku kurang tahu dengan jenjang kuliah atau sekolah dasar. Sejauh ini untuk perkuliahan di universitas, katanya untuk kelas dengan jumlah murid yang sedikit, sudah dibolehkan masuk sih. Buat researcher juga di beberapa tempat sudah dibuka. Tapi dengan protokol kebersihan yang ada.
Jadi selama pandemic di Jepang lagi parah kemarin, murid murid belajar jarak jauh. Baru setelah jumlah pasien yang terdampak korona harian berkurang, akhirnya murid di perfekturku diizinin buat kembali ke sekolah. Nah saat kelas jarak jauh ini, banyak teman temanku yang bahkan ga keluar rumah sama sekali, katanya yang keluar rumah hanya orang tuanya doang. Dan setiap hari, sampe saat ini sih, kita disuruh buat ngukur suhu badan setiap sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Jadi sebelum kelas online dimulai, suhu badan juga tetap ditanyain ke semua murid, oleh tiap guru.
Setelah sekolah dibuka kembali, H-1 sebelum sekolah, asrama dibuka duluan. Nah 2 minggu sebelum asrama dibuka, murid murid yang akan masuk ke asrama, disuruh buat nyatat suhu badan mereka, 2 kali sehari, pagi dan malam, dan juga kondisi kesehatan mereka dan keluarga yang tinggal serumah dengan mereka. Lalu, mereka disuruh untuk membawa catatan itu. Murid murid dilarang untuk masuk ke asrama jika pada hari itu mereka lagi sakit.
Nah di asrama itu, dulu teman temanku saat jam makan, mereka bisa datang jam berapa aja ke kantin asrama (asal buka) buat ambil makanan. Nah sekarang, karena korona mereka harus mengikuti beberapa prosedur. Jam makan dibagi berdasarkan kelas, dan mereka disuruh buat bawa kain atau lap tangan sendiri biar mereka ga menyentuh langsung alat alat yang ada di kantin. Begitupun dengan tempat mandi, atau ofuro, dibagi berdasarkan kelas juga. Itu semua dilakukan untuk menghindari kegiatan kumpul kumpul yang dikhawatirkan di tengah situasi seperti ini.
Di sekolah (dari sebelum sekolah ditutup sih) di tiap kelas sudah dilengkapi dengan alkohol untuk cuci tangan dan semua orang diwajibkan untuk menggunakan masker. Tidak terkecuali saat pelajaran olahraga. Dan setiap pagi wali kelasku akan menunggu di kelas untuk menanyakan kondisi kesehatan kita hari ini. Oh iya, kalau kita bersin atau buang ingus nih misalnya, untuk tisu atau masker yang mau kita buang, itu diisediain plastik tersendiri buat sampah seperti ini. Hal ini dilakukan agar orang orang yang mengurus sampah di sekolah terhindar dari bahaya virus. Saat kelas atau selama jam pelajaran, guru guru juga tetap memakai masker.
Di jam pelajaran olahraga, kita tetap memakai masker. Dan masker ini boleh dilepas saat ada jarak, makanya kalau pemanasan biasanya aku lepas masker. Terus kan jam olahraga kita biasanya menggunakan alat, karena bendanya banyak dipegang orang orang, kita disuruh bawa sarung tangan plastik, sebetulnya disediain sih, tapi karena jumlahnya tidak banyak yahh lebih baik bawa sendiri. Setelah jam olahraga, kita disuruh untuk cuci tangan langsung pake sabun, ini juga sekalian main air habis olahraga sih hahahah. Oh iya, materi olahraga yang kita lakuin juga diubah jadi ga sesuai sama silabus. Olahraga yang dilakuin jadinya diusahain olahraga yang lebih aman dari virus, dan sebisa mungkin dilakukan di ruang terbuka, jadi bukan di indoor gitu.
Untuk pelajaran yang sifatnya praktikal, atau di lab gitu, disediain alkohol juga di depan ruangan. Dan tetap pake masker yang pastinya. Terus di depan lab komputer itu, disediakan tissu basah gitu, jadi sebelum menyentuh komputer, kita disuruh ngelap mouse dan keyboardnya sebelum digunain.
Saat ga ada kelas, jam istirahat atau pas pulang gitu, ga bisa dipungkirin, ngumpul ngumpul tetap ada. Dan kadang kadang saat guru sudah keluar, ada siswa yang lepas maskernya, aku juga kadang masih lepas sih kalau lagi pengap, atau kecapean atau mau minum di kelas. Tapi sejauh ini, penggunaan masker lebih banyak dipakai di saat lagi kelas atau lagi diawasin guru. Dan walaupun lagi ga ada guru, yaa sebagian besar teman temanku masih pake masker sih.
Itu aja mungkin yang bisa aku ceritain. Ini mungkin ga bisa mewakilin seluruh sekolah di Jepang sih. Tapi setidaknya bisa jadi gambaran, gimanasih belajar tatap muka di tengah situasi seperti ini.
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar