Senin, 20 Februari 2023

Pengaruh "Ego" dalam transfer pemain, dari kosen ke univ.

    Satu hal yang aku pelajari saat masa ujian transfer masuk univ tahun ini ialah "ego yang tidak sehat bisa berakibat buruk ke diri sendiri".


    Layaknya transfer dari SMA ke univ, persiapan untuk transfer 編入(read: hen-nyu) ini tentu tidak sebentar. Secara garis besar, jalur transfer dari Kosen ke univ ada 2 jalur, yakni jalur rekomendasi (推薦(read: sui-sen) atau jalur ujian tulis 学力(read: gaku-ryoku). Dari ke 2nya ini tidak ada yang gampang, karena di jalur rekomendasi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti menjadi top 20% kelas, atau bahkan top 5% kelas. Namun jalur rekomendasi ini juga tidak terbuka di semua univ. Tetapi, untuk jalur rekomendasi ini, tingkat kelulusannya relatif lebih tinggi, karena peserta yang mendaftar lebih sedikit.

    Kebanyakan pelajar asing di sini memilih untuk transfer ke univ setelah lulus dari kosen. Dan untuk itu, mereka harus memilih, apakah mencoba lewat jalur ujian tulis atau jalur rekomendasi. Di saat inilah, ego kita akan di uji, mau lewat jalur mana:

  1. Ujian tulis dengan pilihan yang lebih banyak serta bisa daftar lebih dari 1 univ. Tapi pilihan ini butuh usaha yang lebih besar. 
  2. Jalur Rekomendasi yang lebih gampang dan kemungkinan lulus yang lebih tinggi. Tapi surat rekomendasi ini hanya boleh daftar ke 1 tempat dan apabila lulus dan tidak diambil, akan ada konsekuensi tersendiri.

    Karena beberapa pelajar asing di kosen ini merupakan penerima beasiswa, tentu saja banyak dari kami yang dibutakan oleh ego kami yang besar. "Kenapa harus pilih yang aman, kalau dulu saja bisa lulus ujian beasiswa ini? toh nilaiku di kelas tidak buruk-buruk amat, bisalah yahhh...". Konsekuensi seperti capek, jam main yang berkurang, stress belajar sendiri dan tidak lulus jadi diremehkan karena idealisme kami yang tinggi.


    Aku sendiri termasuk orang yang akhirnya memilih untuk ikut ke jalur ujian tulis, setelah bimbang cukup lama dengan jalur rekomendasi, karena aku awalnya tertarik di dunia robot medis, dan univ yang buka biomedis di Chiba buka jalur rekomendasi. Namun karena ego, "Aku ga mau nyesal karena ga mencoba nanti di belakangan ah. Mumpung sekarang bisa milih buat daftar di banyak univ, coba aja ahh", pikirku saat memutuskan untuk memilih melupakan Chiba University. Di saat itu aku juga masih tertarik dengan kemungkinan bekerja dengan robot yang bersifat general, seperti robot yang bisa dipakai sehari hari.

    Selama di kosen, aku banyak belajar soal penelitian yang berhubungan dengan robot di kelas bahasa jepang. Dan karena masalah Jepang itu banyak berasal dari populasi yang berkurang, mereka banyak menggunakan robot, termasuk di bidang kesehatan. Dengan banyaknya penelitian robot di dunia kesehatan yang aku pelajari, jadi alasan kenapa awalnya aku tertarik dengan robot medis. Tetapi, saat kelas bahasa Jepang sudah hampir habis, guruku mengenalkan penelitian robot android yang membuat aku jadi berpikir ulang tentang "robot".

    Penelitian robot-robot di atas ini sangat menarik dan sayang untuk tidak dipelajari, namun terdapat 1 masalah, mereka berada di fakultas yang berbeda dengan fakultasku di kosen, dan untuk masuk ke sana, ada mata ujian kejuruan yang tidak aku pelajari sama sekali di kosen. Hal ini tentu saja akan menjadi hambatan sehingga awalnya aku pada akhirnya mengurungkan niat untuk mendaftar ke tempat tersebut. Tentu saja rasa "ketertarikan" ini tidak bisa dipendam begitu saja, sehingga sehari sebelum golden week, aku memutuskan untuk berkonsultasi dengan guruku, yang berakhir dengan aku putuskan untuk mencoba daftar di sana. Sekali lagi, ego-ku menang, dan mau tidak mau aku harus belajar lebih lagi, lagian "apa itu liburan golden week?". 


    Selama proses transfer ini, tentu saja ada banyak kejadian di mana ego sulit untuk dipuaskan seperti saat hasil yang kita inginkan tidak sesuai yang diharapkan. Tidak peduli seberapa percaya diri atau ragu kita dengan jawaban yang berhasil kita kerjakan di kertas ujian, kita cuman bisa pasrah hingga hasil ujian diumumkan. Hanya ada 1 kanji (karakter-jepang) yang membedakan antara 合格(read: go-kaku) dan 不合格(read: fu-go-kaku), tetapi hasil dengan 3 karakter ini yang berakhir dengan perasaan yang tidak enak, kecewa.

    Setiap orang menangani perasaan kecewa ini dengan cara yang berbeda beda. Dan tiap orang butuh waktu yang berbeda juga untuk bisa ikhlas menerima hasil yang tidak enak ini. Setelah merasakan beberapa kali penolakan, aku pun masih belum bisa ikhlas dengan beberapa penolakan yang aku dapatkan. Jadi, teruntuk diri ini di masa depan dan kalian yang nanti berakhir dengan hasil yang tidak enak, 

"Tidak apa-apa untuk merasa kecewa dengan hasil yang mengecewakan, tapi jangan lupa, waktu terus berjalan. Jadi ambil waktu yang cukup yang kalian perlukan untuk bersedih, tapi jangan lupa untuk tetap jalan ke depan"

    Pertanyaan yang muncul, apakah peserta yang mengambil jalur rekomendasi aman dari perasaan kecewa ini?. Tentu tidak. Ada beberapa teman kelasku yang masuk 10 besar kelas, namun harus berakhir kecewa, bahkan di univ yang sering dijadikan cadangan sama banyak peserta. Jadi yah, kemungkinan gagal di jalur rekomendasi ini pun tetap ada. Tidak jarang peserta ujian jalur ini berharap tinggi dengan hasil jalur rekomendasi, sehingga mereka tidak lagi belajar setelah ujian jalur rekomendasi mereka berakhir. Dan saat hasilnya tidak sesuai ekspektasi, banyak dari mereka yang sudah terlambat untuk mulai belajar kembali atau yang paling buruk, mereka gagal untuk memulihkan diri mereka dan menyerah.


Sabtu, 27 Maret 2021

Setahun di Toyama Kosen

      Setahun di Kosen kamu ngapain aja? udah punya teman belum? kamu bisa ga ngikutin pelajaran di kelas? Udah bisa bahasa jepang dong? 


(Lagi suporterin pertandingan final dodgeball)

    Setahun di Kosen, sejujurnya semester ganjil kemarin lumayan berat, masuk masuk di semester genap bisa dibilang lebih santai. Kok gitu? Yahh karena ada 2 pelajaran yang sepenuhnya teori dan ada 1 yang separuhnya teori dan separuhnya hitung hitungan. Jadi beratnya bukan cuman harus ngafal gitu aja, tapi juga harus ngedalamin materinya, dan cari referensi di luar buku atau soal soal tahun sebelumnya ( 過去問 : kakomon ). Sedangkan di semester genap, pelajaran seperti ini berkurang jadi hanya 1, sisanya hitung hitungan yang aku lumayan bisa.

    Untuk praktikum, aku sebetulnya memberikan effort yang lumayan dalam membuat laporan praktikum (laprak), walaupun di sekolah bahasa sudah diajarin cara menulis laprak ini, tapi aku punya kebiasaan dalam menulis Bahasa jepang, dimana kalimat yang aku buat menjadi sulit dimengerti, jadinya inti yang aku ingin sampaikan malah hilang. Jadinya aku menulis laprak kemarin kemarin dengan gaya yang sangat mudah dimengerti. Dan setelah nilai 2 praktikum keluar, hasilnya diluar dugaan di atas rerata kelas, lumayan lah yah hahaha. (tapi katanya laprak yang susah malah di tahun depan X_X hahah)

 

(DI final ini, kosen ku juara 8. btw aku yang mendesain dan membuat bagian kepalanya hahaha)

   Selama 1 tahun ini, aku juga ikut di ekskul (部活 : bukatsu) namanya メカテック部 (mekatekku). Jadi pada dasarnya ekskul ini bertujuan untuk membuat robot yang biasanya akan diikutkan di perlombaan ROBOCON. Di ekskul ini aku bergabung di tim mekanik yang bertanggung jawab dalam perancangan dan pembuatan komponen mekanik. Selama setahun ini, aku lebih banyak belajar soal robot sih dibandingkan di kelas. Dan pengetahuan dasar yang aku punya soal komponen elektronik dan ngoding membantu aku untuk berkomunikasi dengan tim kontrol dan tim elektronik.

    Selama setahun ini, berteman sama orang jepang juga tidak mudah, Tantangan yang tersulit sih sebetulnya karena mereka sudah berteman selama 2 tahun atau lebih dan sudah terbentuk circle circle pertemanan. Dan setelah 2 tahun pun, karena banyak diantara mereka yang “pemalu” jadinya tidak sedikit dari mereka yang saat istirahatpun memilih diam.

    Awalnya aku juga seperti itu. Menjadi murid "asing" (read : alien), tidak membuat aku “terkenal” atau membuat mereka penasaran dan ditanyai banyak hal (kalau di Indonesia mungkin akan begitu). Awalnya aku ditempatkan di pojok belakang kelas, dan saat istirahat, aku ga ngomong ke banyak orang, karena memang di sebelahku tidak banyak orang juga. Tetapi setelah penggantian kursi (席替え : sekigae) aku memutuskan untuk menjadi lebih berani untuk ngobrol ke teman teman sekitar. Tidak jarang aku juga membahas topik topik yang menurutku aneh atau tidak biasa yang ada di Jepang, dan mereka pun meresponnya cukup baik. Walaupun sampe sekarang aku belum punya circle (paling circle asrama sih hahahah) tapi setidaknya aku sudah lebih nyaman, baik saat datang ke kelas, menjawab pertanyaan bebas, ataupun tiba tiba motong penjelasan untuk bertanya ke sensei.

    Udah siap belum tahun ajaran baru? untuk di Kosen ku sendiri, buat jurusanku, tahun depan (tahun ke-4) yang katanya paling susah, soalnya banyak pelajaran hitung hitungan yang susah, dan pelajaran teori juga bertambah. dan menurut persentase kelulusan sih, dengar dengar banyak mata pelajaran yang tingkat ketidak lulusannya lumayan tinggi di tahun ke-4.  頑張るしかないけどね.

Senin, 28 Desember 2020

Kenapa Gap Year (read : nganggur) ?

Menginjakkan kaki di tahun terakhir SMK, biasanya murid akan terbagi ke dalam “lanjut kerja 就職(shuushoku)” atau “lanjut kuliah 進学(shingaku)”. Tapi tidak dengan ku, aku sudah melirik opsi “gap year” sejak kelas 2. Beberapa orang di sekitarku mungkin akan bertanya, "kenapa dari kelas 2 udah mikirin opsi buat nganggur? Secara akademik nilaimu kan bagus, jadi pengurus di 2 ekskul" dan lain sebagainya. Karena alasan ini, aku memutuskan untuk tidak menceritakan niatku termasuk ke orang tua untuk nganggur sejak awal kelas 3 ( walaupun endingnya harus drama ( read : gelut ) beberapa hari dengan orang tua, untung diizinin hahahah ).

Sebagai orang yang suka menghayal ke jauhan, aku suka merencanakan banyak hal, dan keputusan untuk gap year ini juga tidak gampang, dan setelah pertimbangan yang panjang, keputusan yang terbaik menurutku saat itu adalah gap year.

Berikut pertimbangan pertimbangan kenapa aku putusin buat gap year

1.    Ini alasan paling besar sih “KEREN” (カッコイイ kakkoi). Aku sangat suka baca blog, dan dari sebagian blog yang aku baca, orang yang udah punya dasar keren dan masuk ke tempat yang keren itu hal yang masuk akal menurutku, tapi orang orang yang biasa biasa aja, atau start-nya jauh tapi bisa masuk ke tempat keren, menurutku KEREN-nya dua kali lipat J (* ini opini pribadi) hal ini lah yang mendorong aku untuk mencari tau lebih jauh lagi soal gap year ini.

2.   Kedua, aku masih mau belajar melalui jenjang akademik, karena aku masih suka dengan hitung hitungan ( walaupun aku ga bisa ngitung dengan benar sih ) tapi aku tau aku masih butuh ilmu fisika dan matematika yang lebih buat kerja sesuai dengan yang aku bayangkan. Dan untuk lanjut ke wirausaha (企業家 kigyouka) atau berdagang pun, aku sudah mencoba beberapa kali berdagang, mulai dari SD ikut sama tante, dan sepertinya memang aku tidak bakat di perniagaan. Makanya opsi untuk langsung lanjut kerja tidak sesuai untukku saat itu.

3.   Aku bisa saja lanjut kuliah, entah di kotaku, atau di kampus yang masih di bawah yayasan yang sama dengan sekolahku. Tapi entah kenapa, karena lanjut di SMK, aku merasa kalau matematika (数学 suugaku) anak SMA baik itu IPA atau IPS terasa lebih menarik buatku. Walaupun kata guruku SMK jurusan Teknik tingkat kesulitan matematika-nya termasuk di atas, tapi setelah melihat apa yang dikerjakan sama temanku di SMA membuatku ingin mempelajari sesuatu yang lebih menantang saat di bangku perkuliahan, dan untuk itu aku mau masuk ke kampus yang bisa memberikan itu. ( tengil amat pak, dasar masokis :’) )

4.    Kalau udah mutusin buat gap year dari kelas 3, kenapa ga belajar dari awal kelas 3 biar bisa lulus di kampus top?. Aku sudah coba untuk mengejar materi anak SMA dari kelas 2, karena sekalian ikut bimbel juga. Tapi tetap ga cukup dan juga susah untuk fokus. Sering banget tiba tiba ada urusan yang berhubungan dengan sekolah. Dn aku rasa kalau aku mencoba untuk menyeimbangkan “belajar materi SMA” dan “belajar materi SMK” kepalaku bisa saja meledak (爆発 bakuhatsu) T-T. Dan saat di bimbel pun, mereka mulai dari kurikulum kelas 2, jadi untuk aku yang ga ikut kelas 1, lumayan sulit untuk mengejar itu.

5.    Masa SMK hanya SEKALI, karena itu aku mau kelas 3 ku lebih menyenangkan (楽しい tanoshii ) dari 2 tahun terakhir. Jarak sekolahku sendiri sudah cukup jauh dari rumah. Dan kalau aku mutusin buat fokus belajar ngejar ujian PTN yang standar tinggi, aku mungkin akan kekurangan waktu untuk main di kelas 3. Dan setelah memutuskan untuk gap year, aku akhirnya punya banyak waktu luang dan aku akhirnya bantu bantu di beberapa kegiatan sekolah, seperti pembuatan buku tahunan dan prom-night. Dan aku juga cukup puas dengan tugas akhirku di kelas 3 “adjustable selfie-stick” dan beberapa hal lainnya yang mengapplikasikan Arduino ujung ujungnya jadi punya banyak modul di rumah.

Kira kira itulah hal hal yang aku peritmbangkan (read hayalkan) saat kelas 2. Dan kalau ditanya, apakah aku menyesal dengan pilihan gap year? Tentu saja tidak. Aku jadi bisa eksplore lebih banyak soal komponen elektronik dan menikmati waktu waktu terakhir kelas 3 lebih menyenangkan.

Minggu, 18 Oktober 2020

高専(KOSEN), Sistem pendidikan fast track (SMK+Politeknik)


Ga jarang aku ditanyain sama orang orang, "sekarang kuliah atau kerja di mana?" baik sama teman teman di Indonesia, atau orang indonesia yang ketemunya pas di Jepang sini. Dan tiap aku jawab "sekarang lagi belajar di Toyama Kosen". Dan ujung ujungnya mereka akan merespon "Kosen itu senmon gakko (sekolah kejuruan) yah?". Yaah ga salah juga sih...

Kalau diterjemahin 高専(Kosen) biasa disebut "National College of Technology". Simpelnya seperti dari judul tulisan ini, sistem pendidikan fast track dari SMK dan Diploma gitu. Normalnya butuh 5 tahun sampai lulus.


Pelajar di Jepang bisa masuk dari lulus SMP, sedangkan pelajar yang dari luar atau pelajar asing yang sudah mengenyam SMA akan masuk dari tahun ke 3 (pastinya kurang tau sih), karena tahun 1 dan 2 kebanyakan bahas materi dasar, dan baru banyak menyentuh materi kejuruan mulai dari tahun ke 3.

Nah, kalau masuknya setelah lulus SMP, di Jepang emang ga ada SMK kayak di Indonesia? Setelah aku baca baca, ternyata Jepang juga punya SMK, biasanya disebut 専門高校 (senmonkoukou). Tapi ada beberapa alasan kenapa murid murid jepang mau masuk ke Kosen ini. Sama seperti SMK di Indonesia, Kosen lebih berfokus ke materi kejuruan, dan karena itu banyak perusahaan yang menawarkan job ke lulusan Kosen. Bahkan biasanya di awal tahun ke 5, yang mau lanjut kerja, sudah dapat tempat kerja. 

Alasan lainnya, karena layaknya kuliah di kampus, aturan di Kosen lebih bebas ketimbang di sekolah menengah pada umumnya. Tidak jarang di kelas kelas, banyak murid yang tidur, atau sembunyi sembunyi untuk main game. Tapi seperti di Indonesia, ini juga tergantung dengan gurunya yah hahaha. Kalau dari menurut yang aku baca, guru di Kosen seperti dosen di kampus. Kalau di SMA biasanya guru merasa punya tanggung jawab untuk ngebimbing sampai kita lulus, di Kampus, selama tugas dikerjain dan nilai akhir di atas standar, kamu bisa aja lulus.

Kemudian untuk aturan berpakaian dan rambut, biasanya tergantung kosen aturannya akan berbeda, tapi tidak sedikit murid yang setelah masuk akan mengecat rambut atau semacamnya. Jadi aturannya tidak seketat di SMA pada umumnya. Kalau di tempatku sendiri, tahun ke 1-3 masih kena aturan layaknya SMA, kayak pakai seragam dan semacamnya, tapi setelah tahun 4, udah bisa bebas. Tapi balik lagi, ini semua tergantung Kosennya.

Karena kebanyakan jurusan di Kosen itu berhubungan sama teknik gitu, ada image "kering" gitu. Tapi di Kosenku sendiri ada fakultas "Bisnis International" yang mayoritas muridnya perempuan (sayang sekali, beda gedung kampus hahahaha).

Untuk sistem pembelajaran, Kosen dan SMA agak beda, kurikulum Kosen dan SMA juga agak beda, buku paket yang digunakan juga beda. Selain itu, karena banyak praktikum, setelah praktikum akan ada laprak atau bahasa jepangnya レポート(repoto), dan biasanya kalau kalian ambil jurusan yang berhubungan dengan kimia, maka lapraknya akan lebih banyak lagi :'D.

Setiap kelas yang diambil di Kosen juga memiliki SKS seperti di kampus atau bahasa jepangnya 単位(tan-i). Nah setiap 1 sks ini akan berlangsung selama 80-100 menit per minggu, di mana terdapat mata pelajaran wajib dan pilihan. Untuk lulus, ada batas nilai akhir minimum atau yang dikenal dengan 赤点(aka-ten), kalau nilai akhir di rapor kamu di bawah 赤点 ini, maka kamu dianggap tidak lulus dari mata pelajaran ini. Untuk pelajaran yang tidak tergolong wajib, biasanya kalau ga lulus sih ga masalah kali yah hahaha. Tapi biasanya sekolah akan menyediakan 単位追試験 (tan-i tsuishiken) untuk perbaikan nilai.

Untuk murid murid yang nilainya sudah tidak bisa ketolong atau semacamnya, biasanya akan disuruh milih antara 留年(ryunen) ngulang di tahun itu, atau 退学(tai-gaku) berhenti dari sekolah. Makanya tidak jarang jumlah siswa yang masuk di tahun pertama dan lulus akan berbeda. (Jadi ingat, kemarin di SMK juga kyk gini :'))

Di tahun ke 4, murid kosen biasanya akan ikut magang (intern). Lalu di tahun ke 5, untuk lulus dari Kosen, kalian diharuskan untuk membuat skripsi kelulusan. Aku kurang tau sistemnya di Politeknik kayak gimana. Tapi jenis penelitian yang kalian bisa ambil ada bermacam macam, dan kalau di tempatku, kita biasanya sudah mulai nyentuh bidang tersebut dari tahun ke 4 semester genap. 

Di tahun ke 5, murid kosen biasanya akan terbagi ke 2 jalan, lanjut belajar 進学(shingaku) atau lanjut kerja 就職(shushoku), walaupun kebanyakan akan lanjut kerja. Untuk yang memilih buat 進学 terbagi lagi untuk ekstensi ke universitas 大学編入(daigaku-hennyu) atau ekstensi di Kosen ke program 専攻科(senkoka). Untuk murid murid yang memiliki nilai yang bagus, ke tiganya bisa melalui surat rekomendasi, karena itu banyak murid yang berusaha mempertahankan nilai yang bagus dari awal, agar dapat rekomendasi dari sensei.

Nah kira kira, kalian udah kebayang kenapa aku bilang Kosen itu kayak program fast track dari SMK+Politeknik? Sayang sekali di negara lain belum banyak sistem seperti ini. Tapi setau aku selain di Jepang, di Mongolia juga terdapat Kosenn (aku kurang tau sistemnya kayak gimana).

Sekian~

Selasa, 22 September 2020

OSI参照モデルの仕組み

OSI参照モデルの仕組み

3Mのエム

 1. はじめに

 1)テーマ

  インターネットを通じてデータを送る仕組みOSI参照モデルの通信構造について      

 2)発表の目的

   OSI参照モデルを用いたデータのやり取りは、生活インフラであるにも関わらず、一般的には理解されていない。一般の人々にも「知ってもらいたい」。

3)OSI参照モデルを説明するために

   インターネットにおけるパッケージを送る仕組みは郵便と似ているため、郵便における仕組みから説明する。それぞれ、同様に発送者側と受付側に分ける。

2. 郵便で送る仕組み

 郵便の仕組みは実際に下の順番のように行う。 

 図1(郵便で送る仕組み)

3. OSI参照モデルとは

アップルとサムスンはそれぞれ有名な通信製品メーカである。また、携帯とパソコンのシステムも異なる。このような異なるメーカーの製品でも通信できるようにするために作られたルール(モデル)がOSI参照モデルである。

4. インターネットの仕組み 

インターネットでは「OSI参照モデル」を使って、データを送る。7層あり、それぞれが役割を持つ。各層で下のようにデータを処理する。

これは、郵便の仕組みと同じである

 ・発送者と受け付け者と直接のやり取りしない。

・何らかの処理と手段が必要である。

1)各層における処理

  各層でほぼ同じ処理を行う

●送信元(発送者)側 =7層から1層まで

①データ処理

②データ分解

③記号を付け

④下の層に送る。

●送信先(受付)側 =1層から7層まで

①データ受ける

②データを合成

③記号を消す

④上の層に送る

  2)OSI参照モデルの流れ


図2(インターネットで送る仕組み) 

送信元側

第7層(応用層・アプリケーション)で、元データを処理しデータを分解し、それに加えて第7層の役割も処理し、下の層に送る。各層でビット型になるまで同じ処理を行う。最終的にデータは第1層の物理層に到着し、有線か無線を通じてビット型で送られるる。

     送信先側

データがビット型で物理層に到着し、物理層からデータを扱う。物理層でビット型のデータを処理し、合成する。それに加えて物理層が自分の役割も確認し、上の層に送る。各層でほぼ同じ処理を行い、元のデータの形のように得るために、第7層まで処理する。

3)OSI参照モデルにおける各層の役割

ここで、各層の自分の役割を説明する

表1(OSI参照モデルにおける各層の役割)

名前

役割

第7層

アプリケーション

 

実際に行いたいことを実現するための通信手続きなどを定義する

6

プレゼンテーション

データのフォーマット変換を実施する

第5層

セッション

通信元の機器上と通信したい機器上の両通信プログラム間で通信手順を定義する

第4層

トランスポート

通信元の機器と通信したい機器の間で通信ステータスを管理する

第3層

ネットワーク

通信したい機器への通信経路を決定する

第2層

データリンク

隣接する機器と通信をするためのルールを決定する

第1層

物理

物理的な形(ビット)でデータを通信回線に送る

 各層はインターネットの仕組みの流れで自分の役割を果たし、両側がデータを交流ができるようになる。

 5.おわりに

 基本的なインターネットの仕組みがわかったら、通信構造におけるデータの扱いもわかる。

ノートパソコンを買うとき、見られること

 

ノートパソコンを買うとき、見られること

3Mのエム

1.      はじめに

1)      テーマ

目的にあったノートパソコンの選び方

2)      発表の目的

ノートパソコンを買うときスペックと仕事に使う機能に合わせて、お金を無駄に使わないようにパソコンを選んだ方がいいことを明らかにする。

3)      発表の背景

一般にノートパソコンを買うときスペックが高いものを買いたいと思う人が少なくない。このようなノートパソコンは値段が高い。しかし、一般の人々はそのノートパソコンの機能をあまり使わずに無駄になってしまう。

2.      知っておくべきパソコンパーツの名称と役割

パソコンを買うとき、少なくとも、これらのパーツのことを知っておくことが必要である。

1)      CPU

           CPU→情報処理を行う。

例=人間の脳が手足を動かす。

           コア→計算処理を行う箇所。

複数の作業を同時に行う力を現す。

           コアの道さクロック数 →どれだけ計算できるかを現す。

   高いと性能が高い。

 

2)      メモリー

           一般的にメモリーといえばRAMのこと。

           アプリやシステムの動作に必要なファイルを一時的に保存するためのパーツ。

           作業台の上が広ければ広いほど作業はしやすく(はかど)る。

3)      ストレージ

           データを保管する場所のこと。

3.      使用目的に合わせた部品の種類

1)      CPU

a)      CPUの種類

表1 一般的なCPUの種類とスペック

スペック

メーカー

CPU

ハイエンド

(文書作成、ネット閲覧、動画視聴、ゲーム、動画編集、動画配信)

Intel

Core i9

Core i7

AMD

Ryzen 9

Ryzen 7

ミドルエンド

(文書作成、ネット閲覧、動画視聴、ゲーム)

Intel

Core i5

Core i3

AMD

Ryzen 5

Ryzen 3

ローエンド

(文書作成、ネット閲覧)

Intel

Pentium

Celeron

AMD

Athlon

A12

A10

三つに分けられるスペックには、次のような人に向いてる。

a.       ハイエンド、高画質のオンラインゲームや、かなり重い処理が必要なプログラム向け。

b.      ミドルエンド、重い動画や画像の編集や、重いプログラムなども問題なくこなす。また、動画閲覧やエクセルの作業なども問題ない。価格と性能のバランスが取れており、パソコンで色々やるかも、という人に向けている。

c.       ローエンド、インターネットで動画を見るくらいしか使わない、という場合には、コストパフォーマンスが最も優れている。

CPUのメーカーには動画や画像の編集作業やパソコンの3Dゲームはあまりやらないが日常的によくパソコンを使う人ならばCore iシリーズのプロセッサーが良い。

b)      CPUの価格

代表としてIntelCPUの価格を表2に示している。

2 IntelCPUの種類と価格

CPU

価格帯・性能

Celeron

価格:安い(4,000円~7,000円)

コア数:2

クロック周波数:低い(3.2GHz

Pentium

価格:安め(7,000円~10,000円)

コア数:2

クロック周波数:低め(2.63.7GHz

Core i3

価格:安め(8,000円~20,000円)

コア数:2

クロック周波数:中(3.14.2GHz

Core i5

価格:中(10,000円~30,000円)

コア数:46

クロック周波数:高い(2.43.8GHz

Core i7

価格:上位(30,000円~70,000円)

コア数:48

クロック周波数:非常に高い(3.04.2GHz

Core i9

価格:最上位(50,000円~300,000円)

コア数:618

クロック周波数:非常に高い(2.15GHz

2)      メモリー

3 メモリーのスペックと使用目的

スペック

使用目的

4GB

Webの閲覧、文書作成、写真の閲覧など、比較的負荷が小さい作業向け

8GB

動画や高画質な写真の編集のほか、複数のソフトを同時に起動する必要がある作業向け

16GB

ハイビジョンや4K動画の編集など、容量の大きいファイルを扱う作業向け

必要なメモリーの容量は、パソコンで行う作業によって異なる。ワードプロセッサー、Web閲覧など比較的負荷が小さい作業が中心なら4GB、動画や画像編集も行うなら8GB、映像製作などを行う高性能パソコンなら16GB以上が好ましい。

3)      ストレージ

a.       ストレージの容量

4 ファイルのサイズ

ファイル

動画

4K

2時間

FullHD

8時間

地デジ録画

12時間

高画質な写真

2万枚

2万曲

大型3Dゲーム

2

4を参考すると必要なストレージの容量はどれくらいいいのか、次のように推薦する。

ü  OS自体や初期アプリのスペースは128GBので,動画もゲームもほとんどしない256GBである。

ü  ゲームをしたり動画を見たりする人は512GBである。

ü  動画を多く保存する人1TBである。

ü  動画の撮影が趣味で高画質で多くの撮影がしたい、テレビの録画を増やしていきたい人は先に4TBから増えていくことを推薦する。

b.      ストレージの種類

1 ストレージの価格と速度の関係図

           一般的に、HDDSSD、二つの種類をよく発売される

           HDDの価格は安いが処理の速度は遅い。

           SSDの価格は高いが処理の速度は速い。

           SSDの故障率が低いためSSDの方が優れている

            

c)      ストレージの価格

4 各ストレージの容量と価格

               SSD                                                             HDD

容量

価格帯

容量

価格帯

128GB

9.000-12.000

1TB

7.000-11.000

256GB

15.000-23.000

2TB

8.000-12.000

512GB

30.000-50.000

3TB

11.000-15.000

図1と表4を参考するとHDDよりSSDの方が価格が高いとわかる。しかし、HDDに比べてSSDの方が処理速度がはやいので、使用目的に合わせるのも大切である。

SSDHDDを組み合わせて利用も可能である。この場合はアプリケーションをSSDへ、ファイルや動画などをHDDへ保存することを推薦する。

4.      おわりに

基本的なパソコンのパーツはCPU・メモリー・ストレージだ。また、それらの中に種類もたくさんあり種類によって性能と価格も異なるため使用目的に合わせると出された金額が無駄にならない。

5.      参考

https://pcrecommend.com/

https://kakaku.com/

https://www.4900.co.jp/

https://sites.google.com/